Kegiatan Mahasiswa KKN di Kampung Bewang Membersihkan Sampah Di Tepi Danau

Dalam rangka menjaga lingkungan di sekitar danau laut tawar, Mahasiswa Universitas Gajah Putih fakultas Tehnik Prodi Informatika yang sedang melakukan kuliah kerja nyata KKN KPM di kampung Bewang melakukan kegiatan pembersihan tepi danau laut Tawar di kampung Bewang dari sampah-sampah yang bertebaran di sepanjang tepi danau Lut Tawar di kampung Bewang.

Mahasiswa Bekerja Keras membersihkan sampah-sampah yang ada di tepi danau agar terciptanya lingkungan yang bersih dan indah, di samping itu tujuan utama dari mahasiswa ini untuk menjaga kelestarian danau laut tawar.


0 komentar

Kampung Bewang


0 komentar

INDAHNYA SUASANA SUNSET DI KAMPUNG BEWANG


Indahnya suasana pada petang itu sembari menunggu terbenamnya matahari di Kampung Bewang Kecamatan Bintang . Menjadi pengalaman yang tak terlupakan melihat indahnya panorama alam yang disuguhkan yang maha kuasa kepada mahluknya di muka bumi ini. 

Dari pinggir danau Lut Tawar tepatnya di sebelah utara Kampung Bewang Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah. Danau yang masih alami dengan pohon pinus dan bebatuan yang terhampar luas disekelilingnya. 



Dengan Panorama alam yang juga tak terlepas dengan hembusan angin yang seakan mengajak untuk berkarya diseputaran danau Lut Tawar yg memiliki Luas 5.472 ha , sekitar 17 km panjang dan lebar 5,5 km. Rata-rata lebar - yang rata-rata 3.219 km, volume Liter air 2,5 triliun (2537483884 m3). 

Sunset di kampung Bewang membuat suasana alam kian terasa sejuk dengan hembusan angin-nya. Indah dan damai terlepas semua penat dan lelah di tempat ini. Waktu sunset dikampung Bewang tepatnya pada pukul 18:00 sampai dengan 18:45.





3 komentar

DEPIK HASIL TANGKAPAN NELAYAN KAMPUNG BEWANG

Ikan depik merupakan salah satu ikan khas yang tedapat di Danau Laut Tawar Dataran Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah. Ikan Depik ini berbentuk kecil memanjang hampir menyerupai ikan teri. Biasanya pada waktu pertengahan tahun yaitu sekitar bulan Agustus hingga pada akhir tahun, para nelayan terlihat sibuk menangkap ikan depik di pinggir Danau Laut Tawar. Bila musim panen ikan depik tiba, terjadi perubahan iklim, yaitu angin yang berhembus terasa berbeda, agak lebih dingin. Terkadang disertai hujan atau gerimis-gerimis kecil.


Menurut perkiraan para nelayan ikan depik hal itu menandakan musim panen ikan depik telah tiba. Nelayan pun terlihat sibuk menyiapkan jaring untuk menjaring ikan depik tersebut. Setelah para nelayan menjaring ikan depik, biasanya di waktu subuh para agen atau penyalur ikan depik mendatangi tempat para nelayan ikan depik untuk melakukan transaksi jual beli. Setelah terjadi transaksi, ikan depik tersebut ke pasar ikan dan menjualnya kembali kepada para penjual ikan dipasar tradisional.
Cara pembelian ikan depik ini memiliki takaran atau timbangan tertentu, bukan dalam bentuk kilogram, akan tetapi dalam bentuk “katok” dan “bamboo”. Biasanya untuk takaran 1(satu) “katok” kecil berukuran 250 gram dan untuk ukuran 1(satu) “bamboo” berukuran sekitar 1(satu) kilogram. Untuk penjualan ikan depik ini terbagi dalam Dua) bentuk, yaitu ikan depik basah, yaitu ikan depik yang telah di panen, dan ikan depik kering yaitu ikan depik yang dijemur, akan tetapi berbeda dengan ikan asin pada umumnya. Ikan depik ini hanya sekedar dijemur.


4 komentar

Melestarikan Budaya Dengan permainan Tradisional

Masa kecil merupakan masa yang paling bahagia bagi setiap orang tak terkecuali bagi orang indonesia. Biasanya masa anak anak sarat dengan berbagai macam permainan dan hiburan. seperti halnya pada masa kecil saya. Ada berbagai macam permainan yang biasa dimainkan oleh anak anak  di indonesia, namun nampaknya di beberapa daerah permainan permainab tradisional ini sudah mulai ditinggalkan oleh anak anak. mereka lebih suka dengan mainan mainan modern.

Perkembangan dunia yang semakin pesat membuat munculnya permainan-permainan modern yang membuat anak-anak di Indonesia melupakan permainan Tradisional. Padahal permainan tradisional ini tidak kalah serunya dengan permainan modern.
Banyak sekali jenis Permainan tradisional khususnya Di Aceh yang tumbuh dari 7 suku bangsa di Aceh (Aceh pesisir, Gayo, Alas, Melayu Tamiang, Jamee, Simeulue, dan Kluet) tersebut antara lain :
  1. Meuen Galah
  2. Geulayang Teunang
  3. Silat Pelintau
  4. Gatok (Katok)
  5. Lomba Perahu Tradisional
  6. Geudeue-Geudeue
  7. Panca
  8. Gasing
  9. Sipak Raga
  10. Galumbang
  11. Geunteut (Engrang)
  12. Patok Lele
  13. Sepangkal
  14. King-kingan
  15. Tempi
  16. Auh-auh
  17. Bebilun
  18. Cebunih
  19. Gegeli
  20. Merimueng-rimueng
  21. Menduwo
  22. Meukrueng-krueng
  23. Somsom Batee
  24. Meuheneb
  25. Nebang Kayu
  26. Leteb
  27. Lehong
  28. Daboih
  29. Nandong
  30. Jejorosen
  31. Berenep Empan
  32. Berkekuren
  33. Pacu Kude
  34. Bebaningen
  35. Kededes
  36. Asak-asakan
  37. Lelumpeten
  38. Kude Mandi
  39. Pangkal
  40. Dukung
  41. Gedung Skupang
  42. Pak Kemiri
  43. Terompah Bambu dan batok
  44. Beciken
  45. Rangkam
  46. Pepilo
  47. Cek Meng
  48. Cengkerek
  49. Teng-teng Iyek
  50. Berkekucingen
  51. Itik-itiken
  52. Merah Mege
  53. Inen Maskerning
  54. Atu Belah

Di dataran tinggi Permainan tradisional ini masih sedikit penggemarnya. Hanya sedikit anak-anak yang masih memainkan permainan tradisional ini.
 Contohnya seperti yang dilakukan oleh anak-anak di kampung Bewang Kecamatan Bintang kabupaten Aceh Tengah yang masih memainkan permainan tradisional. Seperti permainan Lari batok yang terlihat pada gambar di atas. Permainan ini adalah permainan tradisional yang masih sering dimainkan oleh anak-anak kampung Bewang di pinggiran danau laut Tawar.


  Permainan ini terbuat dari satu batok kelapa yang di belah dua yang di lubangi di tengah-tengahnya untuk mengikat tali yang menghubungkan kedua belah batok tersebut.  Seperti yang terlihat pada gambar.
 Anak-anak dari kampung Bewang sering berlomba lari dengan batok ini. Sangat mengasyikkan.
Anda ingin mencobanya? 


1 komentar

LATIHAN MENARI ANAK-ANAK KAMPUNG BEWANG


Inilah kegiatan anak-anak dari kampung Bewang Kecamatan bintang dalam rangka melestarikan budaya Gayo dengan tarian daerah Gayo. Latihan ini dilakukan secara rutin oleh anak-anak dari kampung bewang yang dibimbing oleh peserta KKN di kampung bewang yang sedang melakukan kuliah kerja nyata di kampung Bewang.

Kegiatan ini adalah sebuah cara untuk melestarikan budaya lokal Melalui Tarian Gayo, Hal ini dilakukan agar anak-anak di Daerah gayo tidak meninggalkan seni budaya mereka, mengingat perkembangan jaman yang terus berkembang yang membuat kita lebih condong kebudaya luar. Untuk itu penanaman akan kelestarian budaya lokal ini sangatlah penting kepada para penerus Bangsa Ini.Dan inilah yang sedang dilakukan oleh anak-anak dari kampung Bewang di kecamatan bintang Kabupaten Aceh Tengah.





Selain untuk melestarikan budaya, Latihan menari ini juga dilakukan  untuk acara Festival Danau Lut Tawar yang akan di adakan dalam 22-26 Mei 2013 ini.


0 komentar

Mengajak anak-anak Kampung Bewang memancing di danau laut Tawar


Peserta KKN di Bewang beserta anak-anak kampung Bewang melepaskan lelah setelah membersihkan  sampah yang bertebaran di jalanan dengan cara memancing di danau Lut Tawar.

Rasa lelah mereka pun hilang sore itu setelah membersihkan sampah, mereka terlihat sangat ceria dan senang.





Memancing bersama anak-anak ini di danau laut tawar sangat menyenangkan membuat kami peserta KKN bewang sangat bersemangat.



0 komentar

MUSYAWARAH DENGAN PEMUDA KAMPUNG BEWANG


Dalam rangka Kuliah Kerja Nyata atau singkatnya KKN,peserta team KKN di Bewang bermusyawarah dengan para pemuda Kampung Bewang untuk membahas bagaimana proses KKN di kampung Bewang di lakukan.

Selain untuk perkenalan,hal ini juga dilaksanakan untuk menjalin komunikasi dan kerja sama dengan para pemuda dan masyarakat Bewang agar proses pelaksanaan KKN di Bewang berjalan dengan lancar.

Dalam musyawarah ini peserta KKN juga menjelaskan apa -apa saja tujuan dari proses Kuliah Kerja Nyata ini agar masyarakat Bewang juga tahu bahwa selain melaksanakan program KKN peserta juga memiliki berbagai macam program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat KKN.

Berbagai program dan kegiatan akan dilaksanakan dalam KKN tahun ini, salah satunya adalah membangun Bank sampah yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir sampah yang terus bertambah. Dengan cara menjual sampah-sampah yg bisa di daur ulang kepada pembeli yang nantinya akan berkeliling mengumpulkan sampah-sampah tersebut. 

Tidak hanya Bank sampah saja yang akan di laksanakan dalam Kuliah kerja nyata tahun ini. Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang di jelaskan kepada para pemuda dan masyarakat Bewang, seperti menjaga lingkungan di sekeliling Lut Tawar, melestarikan Budaya lokal, mengadakan perlombaan permainan tradisional, dan juga Lomba memasak masakan khas lokal yang nantinya akan di laksanakan pada ajang atau acara festival laut tawar di Akhir program KKN.

Dalam musyawarah ini. Pemuda beserta masyarakat Bewang sangat mendukung dan mensuport program ini, dalam musyawarah yang dilaksanakan di rumah Sekretaris desa ini mereka juga memberikan solusi dan ide-ide yang sangat membantu dalam proses pelaksanaan kuliah kerja nyata ini.

0 komentar

Kegiatan Bersih-Bersih bersama Anak-anak Kampung Bewang

 

Asiknya melakukan kegiatan bersih-bersih bersama Anak-anak dari kampung Bewang, Walau dalam panasnya terik matahari pada siank hari itu   mereka tetap semangat membersihkan dan mengumpulkan sampah sehingga membuat suasana tetap dalam keceriaan. 

Ini adalah sebuah bentuk sosialisasi tentang kebersihan kepada para anak-anak di kampung Bewang, Hal ini dilakukan  untuk membuat anak2 agar menjaga lingkungan dari sampah dan terus menjaga kebersihan kampung dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.





3 komentar

KAMPUNG BEWANG TAKENGON ACEH TENGAH


Kampung  Bewang merupakan salah satu  Kampung dari 23 Kampung yang terletak di kemukiman  Bintang Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah yang berjarak 1530  meter dari pusat  kecamatan. Luas wilayah Kampung  Bewang 175 Ha, yang terbagi ke dalam 3 dusun yaitu Dusun Ujung Sere, Dusun Teluk Tengulon, dan Dusun Kelong Perau dengan jumlah penduduk  ± 265 jiwa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan perkebunan serta Nelayan Tradisional.

Sejarah Kampung
                        Pada waktu dulu pada masa kerajaan Raja Ilang ada seorang penghulu Kampung yang memperebutkan suatu wilayah merupakan perbatasan Raja Bukit, sekarang ini merupakan kampung Linung Bulen I. Maka terjadilah pertentangan diantara penghulu Raja Bukit dan Raja Ilang untuk memperenutkan wilayah perbatasan tersebut, pada waktu itu datanglah seorang Hakim ( Pemberi Keputusan ). Hakim tersebut berasal dari Kampung Pesisir, beliau memberitahukan kepada penghulu dari Raja Bukit dan Raja Ilang dan di hadiri oleh banyak tokoh-tokoh kampung, hakim berkata bek wang yang artinya jangan pake uang. Maksudnya didalam masalah ini jangan ada yang suap menyuap. Dari kata itulah maka masyarakat menetapkan Kampung tersebut menjadi kampung Bewang dan selanjutnya Kampung Bewang bergabung dengan Kampung Linung Bulen I. Bewang merupakan pemekaran dari Kampung Linung Bulen I yaitu pada tahun 2001 yang di prakarsai oleh Bapak Taharuddin dan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang lain, maka lahirlah Kampung Bewang menjadi kampung Definitif. Kampung Bewang pertama  kali dipimpin  oleh Reje  Kampung Yang bernama Hairuddin dan Banta/Sekertaris M. Kasim menjadi Reje Kampung tahun 2001 dan pada tahun 2002 Reje kampung masih Hairuddin tetapi Banta/sekertaris diganti yaitu Taharuddin, karena pada tahun 2002 terjadi komplik maka Reje kampung mengundurkan diri dan digantikan oleh Taharuddin yaitu sampai dengan tahun 2004. Tahun 2005-2007 Reje Kampung digantikan oleh Zulkarnai dengan Banta/sekertaris Basrah. Dan pada tahun 2008-2009 digantikan oleh Budiman dan Sekertaris Hairuddin. Pada Tahun 2010 digantikan oleh Raduansyah dengan Sekertaris Hairuddin.


1 komentar

Kampung Bewang




0 komentar
 
Kampung Bewang © 2013 | Designed by BEWANG Art, BERSAMA Anak kampung , BewangDAN Team KKN UGP IT DI BEWANG